PERTANYAAN TENTANG CORONA
Pertanyaan tentang
Corona Covid-19
Yang Paling Sering
Muncul
Pemberitaan masif seiring masuknya virus Corona Covid-19 di Indonesia
harus dibarengi kearifan dalam memilah informasi yang diterima. Hal itu karena
tak semua informasi yang beredar di masyakarat, benar adanya.
Apalagi
dengan kecanggilan teknologi zaman sekarang, berbagai informasi dengan mudah
diperoleh, tidak hanya melalui media konvensional dan online, namun dari
berbagai saluran lain, seperti media sosial.
Masyarakat diminta
bijak dalam mengonsumsi informasi-informasi yang diterima. Terlalu banyak
mengonsumsi berita-berita seputar pandemi COVID-19 ini bisa
jadi bumerang, berpotensi menyebabkan kecemasan, kepanikan bahkan ketakutan.
Kemeterian Kesehatan (Kemenkes) RI berusaha memberikan informasi sahih
seputar virus Corona, yang bisa menjadi rujukan masyarakat.
Dalam situs resmi covid19.kemkes.go.id, Kemenkes merangkum 26
pertanyaan apa saja yang paling sering muncul di masyarakat perihal virus
Corona penyebab COVID-19.
Kemenkes lantas memberikan jawaban atas pernyataan-pertanyaan itu, tentu
dengan tujuan agar masyarakat mendapatkan pencerahan dan tidak lagi mengalami
kebingungan di tengah derasnya informasi perihal virus Corona.
Berikut menyajikan 11
pertanyaan apa saja yang paling sering muncul terkait COVID-19, dan bagaimana
jawaban Kemenkes:
1. Siapa
saja yang Berisiko Terinfeksi COVID-19
Orang yang
tinggal atau bepergian di daerah di mana virus COVID-19 bersirkulasi sangat
mungkin berisiko terinfeksi.
Mereka yang
terinfeksi adalah orang-orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala
melakukan perjalanan dari negara terjangkit, atau yang kontak erat, seperti
anggota keluarga, rekan kerja atau tenaga medis yang merawat pasien sebelum
mereka tahu pasien tersebut terinfeksi COVID-19.
Petugas
kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi COVID-19 berisiko lebih tinggi
dan harus konsisten melindungi diri mereka sendiri dengan prosedur pencegahan
dan pengendalian infeksi yang tepat.
2. Bagaimana Manusia Bisa Terinfeksi
COVID-19?
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19.
Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau
mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda
di sekitarnya.
Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah
terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung
atau mulut (segitiga wajah), orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Seseorang
bisa juga terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari
penderita.
Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak
hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit. Sampai saat ini, para
ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis
paparan, dan cara penularannya.
3. Bisakah Hewan Peliharaan Menyebarkan
COVID-19?
Saat ini, belum ditemukan bukti bahwa hewan peliharaan
seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi virus Corona. Namun, akan jauh
lebih baik untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak
dengan hewan peliharaan.
Kebiasaan ini dapat melindungi Anda terhadap berbagai
bakteri umum seperti E.coli dan Salmonella, yang dapat berpindah antara hewan
peliharaan dan manusia.
4. Apakah Sudah Ada Vaksin untuk COVID-19?
Vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19 sedang dalam tahap
pengembangan/uji coba.
5. Berapa Lama Waktu yang Diperlukan sejak
Tertular/Terinfeksi hingga Muncul Gejala COVID-19?
Waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga
muncul gejala disebut masa inkubasi. Saat ini masa inkubasi COVID-19
diperkirakan antara 1-14 hari, dan perkiraan ini dapat berubah sewaktu-waktu
sesuai perkembangan kasus.
6. Apakah Saya Harus Selalu Menggunakan
Masker?
Pemakaian masker hanya bagi orang yang memiliki gejala
infeksi pernapasan (batuk atau bersin), mencurigai infeksi COVID-19 dengan
gejala ringan, mereka yang merawat orang yang bergejala seperti demam dan
batuk, dan para petugas kesehatan.
Cara yang paling efektif untuk melindungi diri dan orang
lain dari penularan COVID-19 adalah mencuci tangan secara teratur, tutup mulut
saat batuk dengan lipatan siku atau tisu, dan jaga jarak minimal satu meter
dari orang yang bersin atau batuk.
7. Haruskah Saya Khawatir terhadap COVID-19?
Jika Anda tidak berada di wilayah terjangkit COVID-19,
atau jika tidak melakukan perjalanan dari salah satu wilayah tersebut, atau
tidak melakukan kontak dekat dengan seseorang yang memiliki gejala COVID-19
atau merasa kurang sehat, kecil kemungkinan Anda untuk tertular COVID-19.
Namun, dapat dimengerti bahwa Anda mungkin merasa stres
dan cemas tentang situasi yang terjadi saat ini. Tetaplah tenang dan jangan
panik.
Carilah informasi yang benar dan akurat tentang
perkembangan COVID-19 agar Anda mengetahui situasi wilayah Anda dan dapat
mengambil tindakan pencegahan yang wajar. Jika berada di wilayah terjangkit
COVID-19, Anda harus serius menghadapi risiko tersebut.
Selalu jaga kesehatan dan perhatikan informasi dan saran
dari pihak kesehatan yang berwenang.
8. Apa Saja Gejala COVID-19?
Gejala umum
berupa demam ≥380C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14
hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara
terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, terhadap
orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk
memastikan diagnosisnya.
9. Seberapa Bahayanya COVID-19?
Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat
menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam.
Sekitar 80 persen kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus.
Sekitar satu dari setiap enam orang mungkin akan
menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernapas,
yang biasanya muncul secara bertahap.
Walau angka kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3
persen), bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis
yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit
jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah.
Melihat perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50%
kasus konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan akan terus
meningkat.
10. Bagaimana Membedakan Sakit akibat Infeksi
COVID-1 dengan Influenza Biasa?
Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan
mengalami gejala infeksi saluran pernapasan yang sama, seperti demam, batuk dan
pilek.
Walau gejalanya sama, penyebab virusnya berbeda-beda,
sehingga kita sulit mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut.
Pemeriksaan medis yang akurat disertai rujukan
pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang
terinfeksi COVID-19.
Bagi setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit
bernapas sangat direkomendasikan untuk segera mencari pengobatan, dan
memberitahukan petugas kesehatan jika mereka telah melakukan perjalanan dari
wilayah terjangkit dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau jika mereka telah
melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita gejala infeksi
saluran pernapasan.
11. Apakah Antibiotik Efektif dalam Mencegah dan
Mengobati COVID-19?
Tidak, antibiotik hanya bekerja untuk melawan bakteri,
bukan virus. Oleh karena COVID-19 disebabkan oleh virus, antibiotik tidak bisa
digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan.
Namun, jika
Anda dirawat di rumah sakit dan didiagnosis COVID-19, Anda mungkin akan
diberikan antibiotik, karena seringkali terjadi infeksi sekunder yang
disebabkan bakteri.
Komentar
Posting Komentar